TEMPO.CO, Jakarta - Banyak pasangan yang memilih untuk pergi atau menyendiri usai bertengkar. Namun, ketika seseorang dapat menurunkan egonya dan memberikan sebuah sentuhan sederhana berupa pelukan hangat kepada pasangan usia bertengkar, ternyata sangat ampuh meredakan suasana hati yang buruk.
Baca juga: Pelukan Hanifan Yudani Kusumah Bau Harum, Ini Alasan Jokowi
Demikian hasil studi dari Carnegie Mellon University di Pittsburgh, Pennsylvania yang dipublikasikan dalam jurnal Plos One. Penelitian tersebut mewawancarai 404 pria dan wanita selama dua minggu mengenai pengaruh pelukan terhadap perasaan mereka usai bertengkar.
Dari hasil studi ditemukan bahwa ketika seseorang mengalami konflik, kemudian mendapatkan pelukan yang dalam dan hangat, mereka mampu mendapatkan perasaan yang lebih baik dibandingkan dengan yang tidak mendapatkan pelukan.
Dikutip dari Reuters, penulis utama dari studi tersebut Michael Murphy dari Carnegie Mellon University menggarisbawahi pengaruh positif dari sentuhan interpersonal terhadap sebuah hubungan.
Baca Juga:
Pelukan yang dilakukan usai bertengkar dapat mengurangi perasaan cemas, meningkatkan rasa aman, dan merasa mendapatkan dukungan yang lebih besar dari pasangan sehingga memunculkan perasaan bahagia dan lebih mudah menyelesaikan konflik.
Presiden Kroasia Kolinda Grabar-Kitarovic merangkul Presiden Prancis Emmanuel Macron saat pembagian medali kepada seluruh pemain Kroasia dan Prancis seusai Piala Dunia 2018 di Stadion Luzhniki, Moskow, Rusia, 15 Juli. Kehangatan Grabar juga diberikan kepada seluruh tim Kroasia dan Prancis dengan memberikan mereka pelukan. (AP Photo/Petr David Josek)
“Menerima pelukan langsung pada saat hari terjadinya konflik, efeknya akan lebih besar karena akan memunculkan efek positif sekaligus memperbaiki efek negatif pada saat itu dan hari berikutnya. Berbeda jika pelukan baru didapatkan 2 hari kemudian karena tidak adanya pelukan yang didapatkan ketika terjadi konflik,” ujarnya.
Dari hasil studi ini para peneliti tidak menemukan perbedaan yang signifikan antara laki-laki maupun perempuan terkait dengan efek positif dari sebuah pelukan usai terjadinya konflik.
Namun, ditemukan bahwa wanita lebih banyak yang membutuhkan atau melakukan pelukan usai pertengkaran dibandingkan dengan pria. Meski demikian, penelitian ini tidak membahas seberap besar konflik yang dialami oleh pasangan.
Hal senada disampaikan oleh Guohua Li, Direktur Pusat Cedera Epidemiologi dan Pencegahan di Universitas Columbia di New York City yang mengatakan bahwa interaksi sosial dan sentuhan telah lama dikaitkan dengan perubahan di otak yang dapat memiliki dampak positif pada kesehatan fisik dan mental.
“Ada beberapa mekanisme yang masuk akal yang dapat membantu menjelaskan manfaat dari pelukan dalam mengurangi suasana negatif, termasuk jalur persepsi, psikologis dan neurobiologis,” ujar Li yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut.
Menurutnya, interaksi sosial dan keterlibatan sangat penting untuk kelangsungan hidup jangka panjang semua makhluk hidup di dunia, terutama makhluk sosial seperti manusia. Interaksi sosial tersebut memiliki manfaat bagi kesehatan mental dan fisik, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa.
Berikutnya, apakah pelukan juga bermanfaat untuk anak-anak?